PERGAULAN REMAJA YANG SEHAT

PERGAULAN REMAJA YANG SEHAT

(Penulis: Sundari Mulyaningsih, S.SiT., M.Kes ()Dosen Prodi D3 Kebidanan, Universitas Alma Ata

Program Studi DIII Kebidanan Alma Ata – Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah bisa terlepas dari orang lain. Begitu juga dengan para remaja yang membutuhkan interaksi dengan teman maupun orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana para remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak pergaulan tersebut bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Pergaulan remaja yang sehat adalah pergaulan yang sesuai dengan etika pergaulan, saling bekerja sama untuk melakukan hal-hal yang positif. Berikut adalah beberapa cara mengembangkan pergaulan yang sehat, yaitu :

  1. Adanya kesadaran remaja dalam beragama

Kesadaran beragama adalah bagian integral dari aspek-aspek perkembangan remaja yang harus dikembangkan secara optimal. Kesadaran beragama sangat diperlukan bagi para remaja, sehingga remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai-nilai moral, terutama yang bersumber dari agama, agar remaja memperoleh kematangan sistem moral yang membimbing perilakunya.

Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak remaja yang melakukan kejahatan, disebabkan karena sebagian besar remaja kurang memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita (remaja) harus memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat.

  1. Remaja mempunyai rasa setia kawan

Supaya dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Rasa setia kawan mengacu pada sikap empati remaja terhadap teman sebaya, bagaimana ia berinteraksi dengan teman pada waktu berteman. Remaja dapat terhindar dari perasaan kesepian, mengurangi stres, memberi dukungan emosional, embantu mengembangkan diri, meningkatkan rasa memiliki, membantu mengatasi trauma. Kesadaran tentang setia kawan inilah yang dapat membuat kehidupan remaja dalam bermasyarakat menjadi tentram.

  1. Selektif dalam memilih teman

Selektif memilih teman adalah proses memilih dan menjalin hubungan dengan orang-orang yang memenuhi kriteria tertentu sebagai teman dekat atau sahabat. Memiliki teman-teman yang positif dan mendukung dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan emosional dan mental seseorang.

Agar remaja dapat terhindar dari pengaruh sifat yang tidak baik/tidak sehat, maka remaja harus memilih teman bergaul. Meskipun begitu, teman yang pergaulannya tidak baik tidak harus kita asingkan, melainkan kita tetap berteman dengannya tapi harus berpegang teguh bahwa jangan sampai kita terpengaruh bila perlu menjaga jarak jangan terlalu dekat dengannya.

  1. Remaja mengisi waktu dengan kegiatan yang positif

Mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan positif adalah segala aktivitas yang dapat menjauhkan remaja dari hal-hal buruk. Misalnya, narkoba, tawuran antar geng, hingga seks bebas yang tentunya sangat berbahaya.

Mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan positif yang menghibur memberikan dampak yang positif pula bagi remaja, karena dapat menghilangkan rasa jenuh dan tertekan dari aktifitas sekolah. Bahkan apabila remaja menghabiskan waktu luang dengan kegiatan yang sangat mereka sukai atau sesuai dengan hobinya, maka remaja dapat meningkatkan skill, daya imaginative serta kreativitas remaja.

  1. Remaja mengerti bahwa laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu

Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Beberapa contoh batasan antara laki-laki dan perempuan, diantaranya, menyapa teman lawan jenis dengan sapaan yang baik, bersahabat dan berteman dengan lawan jenis dengan saling menghormati dan menghargai, memakai pakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi, jangan duduk terlalu berdekatan serta tidak mempertontonkan aurat dan sebagainya.

  1. Remaja mampu menstabilkan emosi

Remaja akan mengalami perubahan hormon dan perkembangan fisik yang dapat membuatnya menjadi labil secara emosi. Hal ini bisa menjadi metamorfosis fisik dan fisiologis yang lengkap. Masa remaja dianggap sebagai periode ”strom and stres”, dan pada masa ini remaja memiliki emosi yang belum stabil yang disebut hightened emotionality.

Apabila remaja mempunyai masalah, maka tidak boleh emosi. Remaja harus mensikapinya dengan sabar dan menenangkan diri. Remaja dapat menyelesaikan masalah dengan komunikasi yang baik, bukan amarah/emosi.

  1. Remaja mampu menerapkan etika pergaulan bagi remaja

Etika pergaulan remaja adalah norma sopan santun atau pedoman tingkah baik-buruk dalam pergaulan antar remaja. Kalau hendak menerapkan tata krama adat sopan santun, maka yang lebih sulit adalah dalam memperlakukan teman-teman sebaya.

Beberapa contoh etika pergaulan remaja yaitu senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru dimanapaun dan kapanpun, bersikap sederhana, jujur, berusaha selalu menjaga perasaan orang lain serta bersikap ingin membantu.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Ali, M dan Asrori, M. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara
  2. Al-Mighwar, Muhamad. 2006. Psikologi Remaja, Petunjuk Bagi Guru dan Orangtua. Bandung : Pustaka Setia.
  3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2014). Tata Krama Pergaulan. Jakarta: Diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Depdikbud
  4. Poedjawijatna, I.R. (2022). Etika: Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: PT. Bina Aksara
  5. Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 1, 1-8.
Open chat