NYAMUK WOLBACHIA UNTUK MENEKAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH

NYAMUK WOLBACHIA UNTUK MENEKAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH

NYAMUK WOLBACHIA UNTUK MENEKAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH

Oleh: apt. Eva Nurinda, M.Sc

 

Tahun 2023 ini di wilayah Yogyakarta baru mulai turun hujan di bulan November. Pergantian musim dari panas ke hujan meningkatkan prevalensi kejadian beberapa penyakit, termasuk demam berdarah Dengue (DBD). Adanya genangan-genangan air hujan yang tertampung menjadi sarang dan tempat nyamuk bertelur.

baca juga: DAMPAK TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

Di Indonesia, sampai dengan bulan Agustus 2023, angka kejadian DBD masih tergolong tinggi, yaitu di angka 57.884 dan kematian akibat DBD di angka 422. Kejadian DBD tertinggi di wilayah Indonesia yaitu di Kota Bandung. Untuk itu pemerintah masih berupaya untuk menanggulangi dan mencegah kejadian DBD di masyarakat.

NYAMUK WOLBACHIA UNTUK MENEKAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH

Salah satu upaya untuk menekan angka kejadian DBD, salah satu trobosan yang masih dalam pengembangan adalah dengan menggunakan Wolbachia. Wolbacia adalah bakteri alami yang terdapat pada 60% serangga. Trobosan yang dikembangkan sebagai usaha menekan kejadian angka DBD adalah dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam nyamuk aedes sebagai media penularan DBD. Bakteri Wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata yang lain, dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit. Wolbachia dapat hidup di dalam serangga dan dapat diturunkan dari generasi ke generasi melalui telur.

Wolbachia di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti ternyata dapat menurunkan replikasi virus dengue, sehingga dapat menurunkan potensi nyamuk menularkan demam berdarah. Teknologi ini dikembangkan dengan cara memasukan bakteri Wolbachia ke dalam telur-telur nyamuk Aedes aegypti. Setelah telur tersebut menetas maka akan menghasilkan nyamuk Aedes aegypti yang ber Wolbachia baik yang jantan maupun betina. Nyamuk ber Wolbachia tersebut dibiarkan hidup di lingkungan masyarakat sevara alamiah akan berkembang biak menghasilkan generasi nyamuk ber Wolbachia.

Telah dilakukan uji coba pengatasan DBD dengan nyamuk Wolbachia di wilayah Jogjakarta pada tahun 2022 dan ternyata terbukti menurunkan 77% kasus demam berdarah dan 86% kasus perawatan DBD di rumah sakit. Hal ini membuktikan bahwa teknologi Wolbachia aman untuk diterapkan sebagai salah satu metode penanganan penyakit demam berdarah di Indonesia. Studi cost effectiveness juga telah dilakukan (Brady et. al) di daerah padat penduduk dan hasilnya menurunkan biaya penanggulanagn demam berdarah.

Walaupun terbukti menurunkan kejadian demam berdarah di masyarakat, penekanan kejadian DBD harus tetap diiringi dengan 3M (menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas) untuk memberantas sarang nyamuk

Bagi teman- teman yang tertarik dengan informasi atau berita tekini dalam kesehatan yuk! bisa mampir ke Program studi sarjana farmasi terbaik di universitas alma ata yogyakarta“:

Open chat