www.banjirembun.com
Prodi S1 Farmasi Alma Ata – Sering kita ketahui bahwa kelinci dan tikus sering dijadikan percobaan dalam laboratorium. Para ilmuwan menggunakan hewan sebagai bahan pengujian khususnya untuk obat-obatan sebelum di gunakan pada manusia. Sebenarnya, hewan yang struktur genetikanya mirip dengan manusia adalah hewan primata. Hewan seperti monyet juga biasanya digunakan sebagai bahan uiji coba di laboratorium. Namun, penggunaan hewan seperti monyet dan primata lainnya dianggap kurang etis dan faktor pelestarian juga sedang berada di ujung tanduk akhir-akhir ini.
Lantas, mengapa hewan kelinci dan tikus yang sering digunakan? Berikut alasan digunakannay sebagai bahan uji coba :
- Kedua hewan tersebut sulit terancam punah
Perkembangbiakan kelinci dan tikus terbilang sangat cepat. Sekali beranak jumlahnya bisa lebih dari tiga anak. Jarak kelahiran antara satu dengan sesudahnya cukup pendek, sehingga peneliti tidak perlu khawatir kedua hewan tersebut punah di tangan peneliti
- Mudah dipelihara di laboratorium
Merupakan hewan yang berukuran kecil, sehingga untuk dipelihara dalam laboratorium tidak terlalu memakan banyak tempat. Selain itu, keduanya mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan tidak mudah jatuh sakit sehingga tidak beresiko menulari yang lain. Kondisi fisik pada hewan yang sakit maupun stress akan menjadi pengaruh besar dan mengganggu validitas hasil uji coba.
- Kelinci dan tikus merupakan hewan jinak
Pada dasarnya kedua hewan ini adalah hewan jinak. Meskipun keduanya memiliki gigi taring, namun jarang digunakan untuk menggigit manusia. Dengan begitu memudahkan para peneliti untuk menggunakannya sebagai bahan penelitian.
- Struktur mikroskopis dalam tubuh sangat mirip manusia
Struktur dan susunan DNA serta sel dari tikus dan kelinci memiliki kemiripan yang sangat identik dengan manusia. Keduanya merupakan golongan mamalia yang sangat memungkinkan untuk menderita penyakit yang sama seperti manusia. Maka alasan menggunakan kedua hewan tersebut adalah ketika uji coba berhasil maka kemungkinan besar juga akan berhasil pada manusia.
- Sangat efisien
Hewan yang relatif murah harganya. Selain harga yang relatif, kedua hewan tersebut juga mudah didapatkan dalam jumlah banyak di pasar maupun para pembiak. Apabila dalam kondisi tertentu hewan tersebut sulit didapatkan, pengelola laboratorium dapat dengan mudah mengembangbiakkan sendiri.
Itulah beberapa alasan mengapa kelinci dan tikus lebih sering digunakan dalam uji coba laboratorium. Tentunya untuk mendukung para peneliti dalam mengembangkan penelitan dan sebagai bahan belajar kita dalam bereksperimen.