Pangan Fungsional untuk Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

Pangan Fungsional untuk Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

Pangan Fungsional untuk Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

Oleh :

Mahasiswa S1 Gizi UAA; Luthvita Fitria Choirunnisa’, Manunal Ulya, Mesya Kahla Rajabani

Pangan fungsional adalah pangan dan bahan makanan yang dapat memberikan manfaat tambahan. Di samping itu fungsi nutrisi dasar pangan fungsional tersebut bermanfaat dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Pangan fungsional ialah pangan alami seperti buah-buahan dan sayur-sayuran atau pangan olahan yang mengandung komponen bioaktif. Pangan fungsional juga dapat memberikan dampak positif bagi metabolisme manusia. Senyawa-senyawa bioaktif yang memiliki fungsi fisiologis spesifik bagi kesehatan meliputi vitamin, mineral, dan serat pangan, serta fitosterol, kolin, dan isoflavon.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mendefiniskan pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan(1). Beberapa fungsi fisiologis yang ada didalam pangan fungsional antara lain untuk mencegah timbulnya penyakit, meningkatnya daya tahan tubuh, regulasi kondisi ritme fisik tubuh, memperlambat proses penuaan, dan menyehatkan kembali.

Gizi yang ada dalam makanan anak harus benar-benar diperhatikan, karena tidak semua sumber makanan yang diberikan ke anak akan bermanfaat untuk proses tumbuh kembang anak. Dalam proses tumbuh kembang, anak membutuhkan beberapa nutrisi agar tidak mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya. Itulah sebabnya, anak-anak direkomendasikan untuk mengkonsumsi pangan fungsional yang diperkaya nutrisi tambahan agar terhindar dari gizi buruk.

Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang adalah nutsiri atau gizi. Nutrisi yang dibutuhkan anak diantaranya protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, folat, serat, vitamin a, dan vitamin c. Tetapi banyak anak-anak yang tidak suka memakan sayur dan buah, padahal memakan sayur dan buah sangat penting untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh. Anak-anak hanya suka memakan yang berasal dari olahan daging ikan atau pun daging ayam.

Tumbuh-tumbuhan salah satu bahan alami tertua sebagai sumber pangan fungsional. Selain tumbuh-tumbuhan, bakteri juga merupakan sumber pangan fungsional. Karotenoid merupakan salah satu komponen antioksidan yang banyak ditemukan dalam pangan fungsional nabati seperti labu kuning, wortel, ubi jalar, tomat, brokoli, bayam, apricot dan lain-lain.

Bayam merupakan sumber vitamin K, vitamin A, tembaga, vitamin B2, kalsium dan vitamin C. Kandungan pada bayam yang kaya akan serat dapat membantu dalam menyembuhkan sembelit, juga akan membantu membersihkan, membangun kembali dan memperbaharui saluran pencernaan (2). Bayam juga dapat diolah menjadi berbagai macam olahan salah satunya dapat diolah menjadi nugget bayam.

Selain itu wortel juga banyak memiliki manfaat. Wortel mengandung Vitamin K, Kolin, Vitamin A, Vitamin B9, Fluorida, Vitamin B6, Vitamin B5. Menurut ahli kesehatan Dr.Shyam Kumar, wortel adalah bagian integral dari bagan makanan bayi usia enam bulan. Kandungan nutrisi pada wortel dapat membantu melindungi anak-anak dari penyakit.

Ikan juga mengandung senyawa nutrisi dan fungsional yang baik untuk kesehatan. Senyawa-senyawa tersebut antara lain protein, lemak, omega 3, vitamin, dan mineral. Makanan yang memiliki kandungan omega 3 yaitu ikan-ikan laut seperti salmon, sarden, mackerel dan juga cod (3). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi ikan bermanfaat bagi kesehatan dan penurunan resiko penyakit jantung koroner, diabetes, kesehatan anak, ibu hamil,dan kanker.

Salah satu cara untuk meningkatkan derajat kesehatan yaitu dengan memperbaiki status gizi masyarakat terlebih pada anak-anak dalam masa tumbuh kembangnya. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anak mengalami gizi  buruk. Gizi buruk ialah status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya dibawah rata-rata sehingga dapat mengganggu tumbuh kembang pada anak. Gizi buruk biasanya terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun. Anak yang gizi buruk akan mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga anak rentan terkena penyakit. Kejadian gizi kurang atau gizi buruk berkaitan dengan sikap ibu terhadap pemberian makanan kepada anak. Sikap terhadap makanan berarti juga berkaitan dengan kebiasaan makan, kebudayaan masyarakat, kepercayaan dan pemilihan makanan (5)

Selain untuk tumbuh kembang pada anak-anak pemenuhan gizi yang tepat pada usia remaja sangat penting mengingat remaja sedang mengalami tumbuh kembang yang pesat. Tumbuh kembang yang optimal akan menjadi landasan yang kuat agar menjadi orang dewasa yang produktif. Di sisi lain, masih banyak masalah gizi yang dijumpai pada remaja diantaranya adalah kegemukan. Tidak sarapan menjadi penyebab terjadinya kegemukan.

Produk pangan fungsional yang terpilih mengandung serat pangan. Serat pangan memiliki efek fisiologis yang baik untuk pencernaan. Konsumsi serat pangan yang cukup sangat baik bagi remaja yang mengalami kegemukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan adalah dengan memberikan sarapan teratur yang berkualitas. Sarapan sangat penting dilakukan. Karena sarapan yang teratur berhubungan dengan berkurangnya kegemukan.

Oleh sebab itu pangan fungsional menjadi pilihan masyarakat karena makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan manfaat tambahan. Menurut saya pemilihan pangan fungsional sebagai konsumsi sehari-hari adalah pilihan yang tepat untuk mempertahankan status kesehatan. Pangan fungsional juga termasuk pangan alami atau pangan olahan yang mengandung komponen bioaktif. Selain itu pangan fungsional juga dapat memberikan dampak positif bagi metabolisme tubuh manusia.

FIND US
___

Alamat
Jl. Brawijaya 99, 55183

Telepon
(0274) 434 2288,(0274) 434 2270

Email

prodigizi@almaata.ac.id

Open chat