S1 Gizi Universitas Alma Ata – Mie instan merupakan makanan populer yang banyak di konsumsi di seluruh negara. Total konsumsi mie instan pada tingkat global mencapai 120,2 miliar porsi di tahun 2023. Mie instan menjadi kotroversi terkait bahaya yang ditimbulkan dari kebiasaan mengonsumsinya. Namun, tidak lazim bahwa masyarakat banyak yang menyukai hal praktis sehingga mie instan menjadi pilihan yang praktis.
Anjuran konsumsi mie instan adalah maksimal 2 kali dalam seminggu. Kebisasaan mengonsumsi mie instan secara berlebihan dapat berdampak pada kesehatan individu. Mie instan mengandung ย zat gizi rendah serat, rendah vitamin dan mineral, tinggi kalori, tinggi lemak serta tinggi garam natrium. Selain itu, mie instan juga mengandung bahan tambahan makanan yaitu MSG, sodium trypolyphosphat (zat pengenyal), natrium bencoat (bahan pengawet), serta tartrazine yellow (pewarna kuning pada mie instan).
Kandungan zat gizi dalam sebungkus mie instan yang dikonsumsi secara berlebihan merupakan permasalahan asupan makan yang tidak sesuai dengan aturan makan gizi seimbang. Konsumsi natrium yang berlebihan dapat berdampak pada risiko penyakit hipertensi dan juga akan berbahaya pada orang yang memiliki riwayat hipertensi. Apabila konsumsi mie instan tidak diimbangi dengan sayuran, maka asupan rendah serat tersebut memiliki dampak pada masalah pencernaan yaitu konstipasi. Makanan tinggi kalori dan tinggi lemak merupakan zat gizi yang perlu dibatasi pada orang yang obesitas. Perlu diketahui bahwa mengonsumsi MSG secara berlebihan memiliki dampak yang tidak baik bagi tubuh yaitu akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah, sakit kepala hingga mual.
