Tren Makanan Pedas Ekstrem: Dampaknya pada Kesehatan Pencernaan Generasi Muda

Tren Makanan Pedas Ekstrem: Dampaknya pada Kesehatan Pencernaan Generasi Muda

Belakangan ini, tantangan mengonsumsi makanan super pedas atau “spicy challenge” semakin digemari oleh kalangan muda, terutama milenial dan Gen-Z. Berbagai produk seperti keripik dengan tingkat kepedasan maksimal, mi super pedas, hingga camilan yang menggunakan cabai terpedas di dunia seperti Carolina Reaper dan Ghost Pepper, banyak menjadi sorotan. Meski dianggap menghibur dan kerap viral di platform digital, efeknya terhadap kesehatan pencernaan, khususnya lambung, perlu diperhatikan. Artikel ini akan membahas pengaruh konsumsi cabai ekstrem terhadap sistem pencernaan generasi muda, ditinjau dari sudut pandang medis.

Pengaruh Cabai Ekstrem terhadap Kesehatan Pencernaan

1. Peran Capsaicin dan Risiko Iritasi pada Lambung

Rasa pedas pada cabai berasal dari senyawa capsaicin. Menurut penelitian Bortolotti dan rekan (2002), senyawa ini dapat memicu peningkatan asam lambung dan mengakibatkan iritasi pada dinding lambung, yang berpotensi memicu gastritis (peradangan lambung) atau memperparah gejala GERD (penyakit refluks asam lambung).

2. Potensi Gastritis dan Luka pada Lambung

Sebuah studi dalam World Journal of Gastroenterology (2014) mengungkapkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan sangat pedas dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya gastritis erosif dan tukak lambung, khususnya pada orang yang memiliki pencernaan sensitif. Generasi muda yang sering mengikuti tantangan makanan pedas tanpa memperhatikan asupan nutrisi pendukung berisiko mengalami gangguan pencernaan jangka panjang.

3. Gangguan pada Keseimbangan Bakteri Usus

Penelitian dalam Journal of Nutritional Science (2020) menjelaskan bahwa capsaicin dalam jumlah besar dapat mengacaukan keseimbangan mikrobiota usus, mengurangi populasi bakteri menguntungkan seperti Lactobacillus, dan memicu masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus (IBS).

Memahami asupan gizi membutuhkan pengetahuan mendalam di bidang gizi. Jurusan Gizi di Universitas Alma Ata merupakan salah satu program studi terbaik di Yogyakarta yang telah terakreditasi Unggul.

Mahasiswa di Jurusan Gizi di Universitas Alma Ata diajarkan mata kuliah seperti Gizi Klinik, Biokimia Gizi, dan Gizi untuk Kesehatan Mental, yang sangat relevan dengan isu terkini. Dengan kurikulum berbasis evidence-based, lulusan siap menjawab tantangan kesehatan masyarakat, termasuk perbaikan gizi untuk kesehatan mental.

Referensi

  1. Bortolotti, M., dkk. (2002). “Pengaruh capsaicin terhadap pengosongan lambung dan gejala pencernaan pada relawan sehat.” Alimentary Pharmacology & Therapeutics, 16(6), 1075-1082.

  2. World Journal of Gastroenterology (2014). “Dampak makanan pedas terhadap kesehatan saluran cerna.” World J Gastroenterol, 20(39), 14310-14316.

  3. Zhang, S., dkk. (2020). “Efek capsaicin terhadap mikrobiota usus dan kesehatan metabolik.” Journal of Nutritional Science, 9, e25.

Author: RN

Program Studi Gizi Universitas Alma Ata adalah jurusan gizi terbaik di Indonesia dengan Akreditasi Unggul sejak tahun 2019.
Open chat