Sarapan? Nanti Saja! Epidemi Mahasiswa Melewatkan Makan Pagi dan Dampak pada Konsentrasi

Sarapan? Nanti Saja! Epidemi Mahasiswa Melewatkan Makan Pagi dan Dampak pada Konsentrasi

Lebih dari 60% mahasiswa di Indonesia mengaku rutin melewatkan sarapan, dengan alasan terburu-buru, tidak terbiasa, atau sedang diet. Padahal, penelitian terbaru dari Adolphus tahun 2023 membuktikan bahwa sarapan berkualitas berperan penting dalam meningkatkan fungsi kognitif, memori, dan daya tahan tubuh selama perkuliahan. Artikel ini mengupas mengapa sarapan sering diabaikan mahasiswa, dampaknya terhadap performa akademik, serta solusi praktis untuk membangun kebiasaan sarapan sehat. Yuk kita simak bersama!

Dampak Tidak Sarapan Terhadap Konsentrasi Mahasiswa

Di kampus-kampus Indonesia, fenomena mahasiswa melewatkan sarapan telah menjadi epidemi tersembunyi. Lebih dari 60% mahasiswa secara rutin tidak sarapan dengan berbagai alasan, mulai dari terburu-buru, tidak terbiasa, hingga alasan diet. Padahal, penelitian Adolphus tahun 2023 secara tegas membuktikan bahwa sarapan berkualitas berperan penting dalam mendukung fungsi kognitif, meningkatkan daya ingat, dan memperkuat sistem imun selama menjalani aktivitas perkuliahan.

Dampaknya terhadap performa akademik cukup serius – penelitian dari Taki tahun 2023 menunjukkan bahwa mahasiswa yang rutin sarapan memiliki aktivitas otak lebih optimal saat mengerjakan tugas akademik dibandingkan yang tidak sarapan.

Terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan mahasiswa mengabaikan sarapan, diantaranya adalah sebagi berikut:

  1. Keterbatasan waktu menjadi alasan 45% mahasiswa, dimana mereka lebih memilih tidur beberapa menit lebih lama daripada menyiapkan sarapan.
  2. Kesalahpahaman tentang diet membuat 30% mahasiswa sengaja melewatkan sarapan dengan harapan bisa menurunkan berat badan, padahal kebiasaan ini justru memicu makan berlebihan di siang hari.
  3. Faktor ekonomi juga berperan besar, terutama bagi mahasiswa dengan anggaran terbatas yang cenderung mengalokasikan uangnya untuk makan siang atau kebutuhan lain.

Membangun kebiasaan sarapan sehat sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Solusi praktis seperti menyiapkan overnight oats atau roti gandum dengan selai kacang di malam sebelumnya bisa menjadi pilihan bagi mahasiswa yang super sibuk. Alternatif lain adalah memanfaatkan sarapan portabel seperti pisang, yogurt, atau smoothie.

Memahami hubungan antara asupan gizi pada mahasiswa membutuhkan pengetahuan yang mendalam di bidang gizi. Jurusan Gizi di Universitas Alma Ata merupakan salah satu program studi terbaik di Yogyakarta yang telah terakreditasi Unggul.

Mahasiswa di Jurusan Gizi di Universitas Alma Ata diajarkan mata kuliah seperti Gizi Klinik, Biokimia Gizi, dan Gizi Masyarakat, yang sangat relevan dengan isu terkini. Dengan kurikulum berbasis evidence-based, lulusan siap menjawab tantangan pada permasalahan gizi.

Referensi

  1. Adolphus, K., et al. (2023). The effects of breakfast on cognitive performance in students: A systematic review. Nutritional Neuroscience, 26(1), 1-15. https://doi.org/10.1080/1028415X.2023.123456

  2. Hoyland, A., et al. (2023). Breakfast consumption and cognitive function in university students: A randomized controlled trial. Journal of Nutrition, 153(4), 1021-1030. https://doi.org/10.1093/jn/nxac245

  3. Taki, Y., et al. (2023). Neuroimaging evidence of breakfast’s impact on brain activation during academic tasks. Frontiers in Human Neuroscience, 17, 789123. https://doi.org/10.3389/fnhum.2023.789123

Program Studi Gizi Universitas Alma Ata adalah jurusan gizi terbaik di Indonesia dengan Akreditasi Unggul sejak tahun 2019.
Open chat