Makan Bijak: Pilih Karbohidrat yang Tepat untuk Tubuh Ideal

Makan Bijak: Pilih Karbohidrat yang Tepat untuk Tubuh Ideal

Sumber Gambar: food.detik.com

Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, dengan prevalensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 21,8% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan angka ini diperkirakan terus meningkat seiring dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap obesitas adalah konsumsi karbohidrat berlebih, terutama dari sumber makanan tinggi gula dan rendah serat. Tren konsumsi makanan tinggi gula, seperti minuman manis, kue, dan makanan olahan, semakin memperparah masalah ini. Karbohidrat sederhana yang cepat dicerna oleh tubuh dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah secara drastis, yang pada akhirnya memicu penumpukan lemak dan obesitas.

Karbohidrat adalah salah satu makronutrien utama yang berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh. Secara kimiawi, karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Namun, tidak semua karbohidrat memiliki dampak yang sama terhadap kesehatan. Karbohidrat sederhana, seperti gula pasir dan sirup fruktosa, dapat menyebabkan obesitas jika dikonsumsi berlebihan karena cepat diserap oleh tubuh dan meningkatkan kadar gula darah secara signifikan. Hal ini memicu produksi insulin berlebih, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak. Di sisi lain, karbohidrat kompleks, seperti yang ditemukan dalam biji-bijian utuh, lebih lambat dicerna dan memberikan energi yang stabil tanpa menyebabkan lonjakan gula darah.

Karbohidrat dapat dibagi menjadi dua jenis utama: karbohidrat sederhana dan kompleks. Karbohidrat sederhana, seperti gula pasir, permen, dan minuman bersoda, merupakan penyebab utama obesitas karena kandungan gulanya yang tinggi dan nilai gizi yang rendah. Sementara itu, karbohidrat kompleks, seperti beras merah, oatmeal, quinoa, dan ubi jalar, mengandung serat tinggi dan lebih lambat dicerna, sehingga membantu menjaga kestabilan gula darah dan mencegah penumpukan lemak. Untuk mencegah dan menanggulangi obesitas, disarankan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks yang kaya serat dan mengurangi asupan karbohidrat sederhana.

Mempelajari gizi kesehatan adalah langkah penting untuk memahami bagaimana nutrisi memengaruhi tubuh dan mencegah berbagai penyakit, termasuk obesitas. Universitas Alma Ata, yang telah terakreditasi unggul baik secara institusi maupun Program Studi S1 Gizi. Mata kuliah yang diajarkan di Universitas Alma Ata tidak hanya relevan dengan kebutuhan dunia saat ini, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan gizi di masa depan. Dengan mempelajari gizi, kita dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemahaman yang mendalam tentang nutrisi, termasuk pentingnya memilih jenis karbohidrat yang tepat untuk mencegah obesitas.

 

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
  2. Ludwig, D. S., Hu, F. B., Tappy, L., & Brand-Miller, J. (2018). Dietary Carbohydrates: Role of Quality and Quantity in Chronic Disease. BMJ, 361, k2340.
  3. Slavin, J. L., & Green, H. (2007). Dietary Fiber and Satiety. Nutrition Bulletin, 32(s1), 32-42.
  4. Universitas Alma Ata. (2023). Kurikulum Program Studi S1 Gizi. Diakses dari www.almaata.ac.id.
Program Studi Gizi Universitas Alma Ata adalah jurusan gizi terbaik di Indonesia dengan Akreditasi Unggul sejak tahun 2019.
Open chat