Intermittent Fasting : Apakah Efektif untuk Penurunan Berat Badan dan Kesehatan?

Intermittent Fasting : Apakah Efektif untuk Penurunan Berat Badan dan Kesehatan?

Di Indonesia, masalah pola makan dan obesitas semakin meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup dan konsumsi makanan tinggi kalori. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada orang dewasa di Indonesia mencapai 21,8%. Banyak orang mencari solusi diet yang efektif untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan. Salah satu metode yang semakin populer adalah intermittent fasting (IF). Alasan utama pemilihan IF adalah kemudahannya untuk diikuti, tidak mengharuskan pelakunya menghitung kalori secara ketat, serta fleksibilitas dalam memilih jendela makan. Selain itu, IF dianggap lebih berkelanjutan dibandingkan diet ketat lainnya karena tidak melarang jenis makanan tertentu.

Intermittent fasting adalah pola makan yang mengatur waktu makan dan puasa dalam siklus tertentu. Beberapa metode IF yang populer antara lain metode 16:8 (puasa selama 16 jam dan makan dalam jendela 8 jam), 5:2 (makan normal selama 5 hari dan membatasi kalori pada 2 hari), serta eat-stop-eat (puasa penuh selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu). Kelebihan IF antara lain membantu menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi peradangan, dan mendukung kesehatan otak. Namun, IF juga memiliki kekurangan, seperti risiko merasa lemas, pusing, atau sulit berkonsentrasi selama masa puasa, terutama bagi pemula. Selain itu, IF tidak disarankan untuk individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau gangguan makan.

Untuk memulai IF, langkah pertama adalah memilih metode yang sesuai dengan gaya hidup dan kondisi kesehatan. Misalnya, metode 16:8 cocok bagi pemula karena relatif mudah dijalani. Mulailah dengan menentukan jendela makan, misalnya dari pukul 10 pagi hingga 6 sore, dan berpuasa di luar waktu tersebut. Selama masa puasa, konsumsi air putih, teh, atau kopi tanpa gula diperbolehkan. Pada jendela makan, pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti protein, lemak sehat, serat, dan karbohidrat kompleks. Penting untuk tetap menjaga hidrasi dan tidak mengonsumsi makanan berlebihan saat berbuka puasa. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai IF, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Dalam menjalani berbagai jenis diet, termasuk intermittent fasting, pemahaman tentang gizi menjadi kunci penting untuk mencapai hasil yang optimal dan menjaga kesehatan jangka panjang. Banyak diet yang beredar saat ini seringkali hanya fokus pada penurunan berat badan tanpa mempertimbangkan aspek gizi yang seimbang, padahal pengetahuan tentang nutrisi, seperti kebutuhan makro dan mikronutrien, serta cara mengatur pola makan yang sehat, sangat diperlukan agar diet tidak justru berdampak buruk bagi tubuh. Universitas Alma Ata, sebagai salah satu perguruan tinggi terakreditasi Unggul di Indonesia, menawarkan Jurusan Gizi yang juga terakreditasi Unggul, menjadikannya pilihan tepat bagi mereka yang ingin mendalami ilmu gizi secara komprehensif. Jurusan Gizi Alma Ata menyediakan mata kuliah relevan seperti Ilmu Gizi Dasar, Gizi dalam Daur Kehidupan, Penilaian Status Gizi, Gizi Klinik, dan Teknologi Pengolahan Pangan, yang tidak hanya membahas teori tetapi juga memberikan praktikum dan studi kasus untuk memahami penerapan ilmu gizi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menjalani berbagai jenis diet. Dengan mempelajari gizi secara mendalam, baik melalui pendidikan formal seperti di Universitas Alma Ata maupun melalui sumber-sumber terpercaya, seseorang dapat menjalani diet dengan lebih aman, efektif, dan berkelanjutan.

 

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
  2. Patterson, R. E., & Sears, D. D. (2017). Metabolic Effects of Intermittent Fasting. Annual Review of Nutrition, 37, 371-393.
  3. Harvard T.H. Chan School of Public Health. (2020). Intermittent Fasting: Surprising Update. Diakses dari https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/healthy-weight/diet-reviews/intermittent-fasting/
  4. Anton, S. D., et al. (2018). Flipping the Metabolic Switch: Understanding and Applying the Health Benefits of Fasting. Obesity, 26(2), 254-268.
Program Studi Gizi Universitas Alma Ata adalah jurusan gizi terbaik di Indonesia dengan Akreditasi Unggul sejak tahun 2019.
Open chat