Beberapa waktu lalu, Coca-Cola menarik produknya dari pasar Eropa karena ditemukannya kandungan klorat yang melebihi batas aman. Penarikan ini dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi konsumen dari potensi risiko kesehatan. Alasan utama penarikan tersebut adalah ketidaksesuaian dengan regulasi keamanan pangan Uni Eropa yang sangat ketat dalam mengatur bahan kimia tambahan dalam makanan dan minuman. Hal ini menimbulkan kekhawatiran publik tentang keamanan produk minuman kemasan yang dikonsumsi sehari-hari.
Klorat adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai pemutih atau disinfektan dalam industri. Dalam kasus Coca-Cola, klorat diduga berasal dari proses pemurnian air yang digunakan sebagai bahan baku utama. Meskipun tidak secara sengaja ditambahkan ke dalam minuman, keberadaan klorat dalam jumlah tinggi dapat menjadi indikator masalah dalam proses produksi. Regulasi ketat di Eropa membatasi kadar klorat dalam makanan dan minuman karena potensi risikonya terhadap kesehatan manusia.
Konsumsi minuman dengan kandungan klorat yang melebihi batas aman dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Klorat diketahui dapat mengganggu fungsi tiroid, menghambat penyerapan yodium, dan menyebabkan gangguan metabolisme. Pada kasus yang parah, paparan klorat dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko anemia dan kerusakan sel darah merah. Anak-anak dan ibu hamil merupakan kelompok yang paling rentan terhadap efek negatif ini. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa produk minuman yang dikonsumsi aman dan memenuhi standar kesehatan.
Mempelajari gizi dan kandungan dalam minuman sangat penting untuk memahami dampaknya terhadap kesehatan. Pengetahuan ini membantu masyarakat membuat pilihan yang lebih bijak dalam mengonsumsi produk minuman kemasan. Universitas Alma Ata, sebagai universitas terakreditasi unggul, menawarkan program studi gizi yang telah terakreditasi unggul. Mahasiswa di jurusan gizi Universitas Alma Ata mempelajari mata kuliah relevan seperti ilmu pangan, teknologi pengolahan makanan, dan gizi masyarakat, yang membekali mereka dengan kemampuan untuk menganalisis kandungan bahan kimia dalam makanan dan minuman serta dampaknya bagi kesehatan.
Referensi:
- European Food Safety Authority (EFSA). (2015). Risks for public health related to the presence of chlorate in food. EFSA Journal, 13(6), 4135.
- World Health Organization (WHO). (2016). Chlorate in drinking-water: Background document for development of WHO guidelines for drinking-water quality.
- Universitas Alma Ata. (2023). Kurikulum Program Studi Gizi. Diakses dari www.almaata.ac.id.