Oleh: Ani Ocktaviani
Farmasi Alma Ata – Pada hari Sabtu, 22 Juni 2024, dr. Masyi Wimy Johandika, Sp.KJ. dari RSUD Merah Putih memberikan kuliah pakar yang mengangkat tema “Self Management and Mindfulness for Mental Health” di Universitas Alma Ata. Kuliah ini membahas pentingnya manajemen diri dan mindfulness dalam menjaga kesehatan mental, serta bagaimana kedua konsep ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah dan mengatasi gangguan kecemasan dan depresi.
Masyi memulai kuliah dengan menjelaskan definisi kesehatan menurut WHO, yang mencakup kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Dalam konteks ini, kesehatan mental menjadi unsur yang sangat penting dan terpadu dalam konsep kesehatan secara keseluruhan. UU No. 18 Tahun 2014 juga menegaskan bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Masyi menjelaskan berbagai faktor yang dapat memicu gangguan mental, baik dari faktor endogen seperti kondisi kesehatan dan genetika, maupun faktor eksogen seperti tekanan hidup, ekonomi, dan media sosial. Genetik dan neurotransmiter (kimia otak) juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Selain itu, tipe kepribadian dan lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi risiko seseorang mengalami gangguan mental.
Dalam kuliah pakar ini, dr. Masyi membahas secara mendalam tentang gangguan kecemasan dan depresi. Gangguan kecemasan adalah respon emosional yang berlebihan terhadap ancaman yang kecil atau bahkan tanpa ancaman eksternal yang jelas. Gejalanya meliputi ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan peningkatan kewaspadaan. Depresi, di sisi lain, ditandai dengan penurunan mood, kehilangan minat atau kesenangan (anhedonia), dan kelelahan (anergia). Gejala tambahan termasuk gangguan tidur, gangguan nafsu makan, kesulitan konsentrasi, rasa bersalah berlebihan, rendah diri, pandangan masa depan yang suram, dan ide untuk menyakiti diri sendiri hingga ide kematian.
Masyi juga menguraikan berbagai terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan mental, baik terapi non-farmakologis seperti psikoterapi, maupun terapi farmakologis seperti penggunaan anti-anxiolytics dan anti-depresan. Psikoterapi termasuk Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang efektif dalam membantu individu mengatasi gangguan kecemasan dan depresi. Anti-anxiolytics dan anti-depresan bekerja dengan cara meningkatkan kadar neurotransmitter tertentu di otak yang dapat membantu memperbaiki gejala gangguan mental.
Poin utama dari kuliah ini adalah pentingnya manajemen diri dan mindfulness dalam menjaga kesehatan mental. Manajemen diri melibatkan pengelolaan emosi, pikiran, dan perilaku secara efektif untuk mencapai kesejahteraan mental. Mindfulness, atau kesadaran penuh, adalah praktik memfokuskan perhatian pada momen saat ini dengan cara yang tidak menghakimi. Kedua konsep ini dapat membantu individu untuk lebih sadar akan pikiran dan perasaan mereka, serta mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
dr. Masyi menekankan bahwa menjaga kesehatan jiwa adalah membuka pintu untuk kebahagiaan, kreativitas, dan kehidupan yang penuh makna. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip self management dan mindfulness, individu dapat meningkatkan kesehatan mental mereka dan mencegah terjadinya gangguan kecemasan dan depresi. Kuliah ini memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana kita dapat mengelola kesehatan mental kita secara proaktif dan holistic.