Di era digital, informasi tentang kesehatan dan gizi sangat mudah didapatkan. Cukup dengan mengetik kata kunci di mesin pencari, ribuan artikel, video, hingga akun media sosial dengan jutaan pengikut muncul menawarkan berbagai tips diet, hingga cara menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Pertanyaan terbesarnya adalah apakah dengan begitu profesi ahli gizi menjadi tidak relevan? Benarkah memilih jurusan gizi menjadi tidak lagi bermanfaat?
Risiko Misinformasi di Era Media Sosial
Salah satu tantangan terbesar penyebaran informasi bebas melalui sosial media adalah banyaknya hoaks dan mitos kesehatan yang beredar. Tidak sedikit masyarakat yang mengikuti diet ekstrem dari influencer yang tidak memiliki latar belakang pendidikan gizi, seperti diet tanpa karbohidrat, detoks berlebihan, hingga konsumsi suplemen tanpa indikasi medis.
Dampaknya? Kasus malnutrisi, gangguan hormonal, hingga penurunan fungsi organ kini semakin sering ditemui. Banyak pasien yang datang dengan keluhan kesehatan dalam kondisi lemas, anemia, atau bahkan gangguan ginjal akibat diet sembarangan.
Mengapa Pendidikan Gizi Penting?
Ahli gizi adalah tenaga kesehatan yang telah melalui pendidikan formal selama bertahun-tahun. Mereka belajar tentang metabolisme tubuh manusia, kebutuhan zat gizi berdasarkan usia dan kondisi kesehatan, hingga cara intervensi gizi klinis pada pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes, gagal ginjal, atau kanker. Lebih dari itu, seorang ahli gizi dibekali kemampuan dan praktik lapangan tersupervisi untuk melakukan pengkajian status gizi, membuat diagnosis gizi, hingga menyusun intervensi berbasis bukti ilmiah. Ini bukan pengetahuan yang bisa didapat hanya dari membaca artikel internet.
Di luar rumah sakit, ahli gizi juga memiliki peran penting dalam masyarakat. Mulai dari edukasi gizi, mendampingi program pencegahan stunting di desa, hingga membuat program perbaikan gizi di perusahaan dan institusi pemerintahan. Kualifikasi ini tidak bisa didapatkan hanya dengan belajar ototidak melalui membaca artikel di internet. Perlu pemahaman yang mendalam dari segi teori perubahan perilaku maupun pembuatan kebijakan. Selain itu, dengan adanya digitalisasi kesehatan, peran ahli gizi juga meluas dalam hal edukasi dengan sarana platform digital dengan benar dan berbasis bukti ilmiah.
Pentingnya Pendidikan Gizi di Era Digital
Alih-alih tidak bermanfaat, sekolah gizi justru semakin dibutuhkan untuk mencetak tenaga profesional yang mampu meluruskan informasi menyimpang di masyarakat. Bagi Anda yang peduli kesehatan masyarakat dan ingin berkontribusi di bidang ini, memilih pendidikan di Program Studi Gizi adalah langkah tepat.
Yuk, belajar ilmu gizi penting untuk mengetahui dampak makanan terhadap kesehatan tubuh. Program S1 Gizi di Universitas Alma Ata telah terakreditasi Unggul dan menawarkan mata kuliah sesuai isu-isu gizi terbaru seperti gizi klinis dan masyarakat. Dengan bekal ilmu ini, kamu dapat membantu mengatasi masalah gizi, terutama di Indonesia.
Author: BA