KECANDUAN ANTIBIOTIK DAN BAHAYA RESISTENSI ANTIBIOTIK

KECANDUAN ANTIBIOTIK DAN BAHAYA RESISTENSI ANTIBIOTIK

Resistensi AntibiotikProgram Studi FarmasiPernahkan anda kecanduan antibiotik, atau pernah sakit flu dan harus minum antibiotik? Banyak orang beranggapan bahwa minum antibiotik maka semua penyakit akan sembuh. Mari kita bahas sebenarnya apa sih bahayanya kalau minum antibiotik?

Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi disebabkan karena bakteri. Penggunaan antibiotik bila tidak tepat dapat menyebabkan dampak negatif, menimbulkan efek samping, resistensi bahkan menyebabkan kematian.

Bakteri berubah sepanjang waktu, ini merupakan proses alami untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Semakin banyak infeksi maka semakin sulit diobati sehingga obat yang digunakan menjadi kurang efektif. Banyak penyalahgunaan penggunaan antibiotik yang berlebih sehingga muncul penyakit baru, biaya lebih tinggi dan lebih banyak kematian.

Menurut WHO (2023) Resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi masalah kesehatan global, dengan berbagai dampak yang merugikan. Data survei nasional resistensi antibiotik Kementerian Kesehatan tahun 2016 menunjukkan bahwa makin meningkatnya kejadian bakteri multiresisten yang harus segera dikendalikan dengan menerapkan penggunaan antibiotik secara bijak dan pencegahan pengendalian infeksi secara optimal.

WHO menyampaikan bahwa, resistensi antibiotik di dunia saat ini telah meningkat ke tingkat yang sangat berbahaya. Mekanisme resistensi baru telah muncul dan menyebar secara global, mengancam kemampuan bersama untuk mengobati penyakit menular. Daftar penyakit infeksi yang saat ini terus bertambah seperti pneumonia, tuberkulosis, keracunan darah, gonore, dan penyakit bawaan makanan.

Berdasarkan penelitian banyak masyarakat yang menggunakan antibiotik secara sembarangan, pengobatan sendiri ini merupakan perilaku kesehatan masyarakat yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Gambaran situasi tersebut mengindikasikan perlunya perubahan cara dalam meresepkan dan menggunakan antibiotik. Sekalipun obat baru dikembangkan, tanpa perubahan perilaku, resistensi antibiotik akan tetap menjadi ancaman utama. Perubahan perilaku tersebut juga termasuk dalam tindakan untuk mengurangi penyebaran infeksi melalui vaksinasi, mencuci tangan, melakukan seks aman, dan kebersihan makanan yang baik.

Penyebab resistensi antibiotik menurut CDC (2019)

Terjadinya resistensi antibiotik disebabkan karena :

  1. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat

Antibiotik merupakan obat untuk infeksi yang disebabkan karena infeksi bakteri bukan virus, banyak masyarakat menggunakan antibiotik untuk mengobati flu yang disebabkan karena virus.

  1. Penggunaan antibiotik yang berlebihan

Menggunakan antibiotik lebih dari yang dianjurkan oleh dokter dan membeli antibiotik tanpa resep dokter.

  1. Penyebaran bakteri resisten

Bakteri yang telah kebal terhadap antibiotik tersebut kemudian dapat menyebar dari orang ke orang, atau dari hewan ke manusia melalui makanan, air atau lingkungan.

Berdasarkan Permenkes RI (2021) tentang pedoman penggunaan antibiotik harus berdasarkan resep dokter atau dokter gigi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Gejala resistensi antibiotik pada tubuh

Gejala resistensi antibiotik jarang terlihat, tetapi harus segera diwaspadai tanda-tandanya antara lain :

  1. Infeksi berlangsung lebih lama dari biasanya, walaupun sudah menggunakan antibiotik tetapi infeksi tidak kunjung sembuh
  2. Terjadi deman yang tidak kunjung turun atau terjadi kenaikan suhu tubuh, demam menunjukkan infeksi tidak teratasi dengan obat, hal ini menunjukkan bahwa bakteri telah resisten
  3. Terjadi komplikasi seperti abses atau infeksi sekunder, abses atau benjolan bernanah muncul karena infeksi tidak terkendali atau infeksi lebih parah

Dampak resistensi antibiotik

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional menyebabkan dampak negatif bagi tubuh diantaranya antara lain:

  1. Menyebabkan infeksi lebih serius
  2. Dapat meningkatkan biaya perawatan
  3. Dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh
  4. Dapat meningkatkan resiko kematian

Cara mencegah resistensi antibiotik

Penggunaan antibiotik harus dilakukan dengan :

  1. Menggunakan antibiotik dengan bijak

Hanya menggunakan antibiotik jika diresepkan oleh dokter dan tidak mengulangnya sendiri, baik dalam keadaan yang serupa maupun sakit lainnya.

  1. Habiskan antibiotik yang diresepkan

Harus menghabiskan antibiotik yang diberikan dokter sesuai dosis yang dianjurkan

  1. Jangan pernah berbagi atau menggunakan antibiotik sisa

Antibiotik sisa sering disimpan karena tidak mengkonsumsi sampai habis, hal ini tidak benar.

  1. Jaga kebersihan

Selalu mencuci tangan secara teratur, hindari kontak dengan orang sakit, dan jaga kebersihan makanan untuk mencegah penyebaran infeksi

  1. Edukasi

Menyebarkan informasi tentang bahaya resistensi antibiotik kepada orang lain

Meskipun saat ini telah ada beberapa antibiotik baru, namun tidak satu pun dari produk tersebut yang akan efektif melawan bentuk bakteri resisten antibiotik yang paling berbahaya. Mengingat kemudahan mobilitas dan frekuensi perjalanan orang saat ini. Dalam mengatasi resistensi antibiotik secara efektif memerlukan kerja sama seluruh dunia. Antar masyarakat dan tenaga kesehatan harus bersatu dan berkomitmen, antara lain tenaga kesehatan harus menerapkan praktik yang baik untuk meminimalkan kebutuhan penggunaan antibiotik. Bersama-sama antara masyarakat dan tenaga kesehatan harus mendukung tantangan kesehatan global, disamping itu harus berupaya menetapkan standar kesehatan secara berkelanjutan.

Penulis: Dosen Program Studi Farmasi

Referensi

  1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC).2019. โ€œAntimicrobial Resistanceโ€
  2. World Health Organization (WHO).2023.โ€Antimicrobial Resistanceโ€
  3. Kemenkes RI. 2016. โ€œProfil Kesehatanโ€
  4. Permenkes RI. 2021. โ€œPedoman Penggunaan Antibiotikโ€
  5. Hendrix Genetics. 2021. โ€œThe danger of antibiotic resistanceโ€
Open chat