Sumber gambar: www.sapanusa.id
S1 Gizi Alma Ata – Makan siang gratis menjadi perbincangan yang terus dibahas di Indonesia. Makan siang gratis yang diubah namanya menjadi “Makan Bergizi Gratis” merupakan program masa pemerintahan presiden terbaru di Indonesia. Makan siang gratis dijadikan program dalam upaya untuk mendukung kesehatan terutama kesehatan anak sekolah.
Pola makan anak sangat penting untuk diperhatikan, salah satunya adalah frekuensi makan. Idealnya, frekuensi makan adalah tiga kali sehari untuk makanan utama di pagi, siang, dan sore hari, serta 2 kali selingan, yaitu selingan pagi dan selingan sore. Melewatkan makan siang dapat mengurangi pemenuhan kebutuhan asupan makan seseorang yang dapat berakibat pada penurunan berat badan. Selain itu, waktu belajar anak di sekolah cukup lama, sejak pagi hingga sore hari, sehingga makan siang menjadi hal yang penting untuk diperhatikan guna menunjang konsentrasi belajar anak di sekolah.
Setiap kali makan perlu memperhatikan zat gizi yang ada dalam satu piring makan. Pemenuhan zat gizi sangat penting dalam menunjang tumbuh kembang anak dan juga sangat penting terutama untuk menunjang konsentrasi belajar anak di sekolah. Pemenuhan zat gizi pada isi piringku terdiri dari makanan pokok, sayur-sayuran, lauk pauk, dan buah-buahan. Aturan isi piringku untuk anak usia 2-5 tahun yaitu makanan pokok 35%, lauk pauk 35%, sayur dan buah-buahan 30%. Sementara itu, aturan isi piringku untuk anak sekolah dengan usia lebih dari 5 tahun yaitu makanan pokok 1/3 piring, sayur-sayuran 1/3 piring, lauk pauk 1/6 piring, dan buah-buahan 1/6 piring.