Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta, DIY, melakukan kerja sama dengan Taipei Medical University (TMU). Kerja sama ini meliputi pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, pertukaran program, dan bidang penelitian.
Naskah kerja sama ditandatangani Rektor UAA, Prof H Hamam Hadi, dan Prof Thierry Burnouf, Director Graduate Institute of Biomedical Material and Tissue Engineering TMU, di kampus UAA Yogyakarta, Rabu (1/3).
Penandatanganan disaksikan Prof Ali Ghufron Mukti, Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Selain Prof Ali Ghufron, juga dihadiri dosen dan karyawan UAA, serta calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di TMU.
Dijelaskan Hamam Hadi, kerja sama tersebut akan memberikan keuntungan bagi Universitas Alma Ata. Pada kesempatan itu juga digelar ‘International Workshop in Academic Writing and Lecturer Development’.
Workshop ini diikuti dosen dan mahasiswa dari perguruan kesehatan yang ada di wilayah DIY. “Saya mengharapkan peserta workshop mendapatkan pengalaman tentang tatacara studi di luar negeri, khususnya di TMU,” kata Hamam, dalam siaran pers.
Sedang Thierry mengatakan kerja sama berupaya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) perguruan tinggi di Indonesia. Ini merupakan salah satu capacity building dosen dan mahasiswa.
Ali Ghufron menyambut baik kerja sama UAA dan TMU tersebut. Sebab, menurut dia, TMU merupakan perguruan tinggi berkelas di dunia dan diharapkan bisa meningkatkan kualitas SDM perguruan tinggi Indonesia.
“Pemerintah senang dengan banyak perguruan tinggi Indonesia yang menjalin kerja sama dengan universitas berkelas di dunia. Kita bisa meningkatkan kompetensi dosen, mahasiswa, penelitian dan publikasi, joint program, dan lain-alin,” kata Ghufron.
Selain itu, imbuhnya, kerja sama bisa dengan mobilitas dosen perguruan tinggi Indonesia, atau dosen dari perguruan tinggi luar negeri. Sehingga Indonesia bisa menghasilkan sesuatu yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.