BANTUL – Peneliti Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata dengan Mahasiswa S2 Kesehatan Masyarakat atau dikenal dengan Alma Ata Graduate School of Public Health melaksanakan salah satu kegiatan penelitian berbasis pengabdian masyarakat yang termasuk kedalam Program Penelitian Multilevel Exclusive Breastfeeding Promotion yang dilakukan di Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul. Setelah kegiatan sosialisasi program dengan perangkat Kapanewon dan Desa, kegiatan penelitian dilakukan dengan subjek kader Desa Guwosari. Sebanyak 20 orang kader melakukan pelatihan terkait dengan ASI Eksklusif yang dilaksanakan selama dua hari.
“Kader yang mengikuti kegiatan pelatihan adalah kader motivator yang mewakili dari setiap dusun di Desa Guwosar. Berdomisili di Kapanewon pajangan, mempunyai komunikasi yang baik, mampu menjalankan tugas minimal lima tahun kedepan, mampu menggunakan teknologi, dan sehat jasmani rohani. Pelatihan diadakan di aula Puskesmas Pajangan. Sebelumnya kader sudah memperoleh pengetahuan terkait ASI Eksklusif oleh Puskesmas Pajangan, sehingga peneliti mencoba untuk menggali lebih dalam terkait dengan pengetahuan tentang ASI Eksklusif,” jelas Nanik Tejowati, S.ST sebagai Ahli Gizi Puskesmas Pajangan yang didampingi Appi Amelia, Amd sebagai Bidan Desa Guwosari, Jumat (24/12/2021).
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah melakukan pre-test sebelum dilakukannya pelatihan, selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan pelatihan dengan metode ceramah dan materi berupa stunting, ASI Eksklusif, dan konsep produksi ASI. Pembicara pada kegiatan kali ini adalah Hastrin Hoshitanisita, M.Sc, dan Pramitha Sari, RD., MH.Kes yang merupakan peneliti sekaligus konselor ASI bersertifikat, dan asisten peneliti yaitu mahasiswa S2 Alma Ata Graduate School of Public Health, Siska Ariftyana, S.Gz, dan Nur Mukhlishoh, S.Gz.
Penyampaian materi dilakukan secara aktif sehingga kader antusias dalam menerima materi. Pemateri juga mencoba menggali permasalahan apa saja yang menjadi penyebab tidak langsung stunting dan permasalahan pemberian ASI pada ibu menyusui di desa guwosari. Sebagian besar menjelaskan bahwa Kapanewon Pajangan dikelilingi oleh beberapa pabrik, sengga banyak ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik.
“Bagi ibu menyusui yang bekerja di pabrik sangat sulit untuk mengatur waktu dalam memerah ASI dengan waktu bekerja, dan beberapa pabrik yang belum lengkap fasilitas untuk menyusui. Selain permasalahan tersebut, ada beberapa permasalahan lain sebagai penyebab tidak langsung stunting, seperti lingkungan perokok, sumber air yang dekat dengan kandang hewan, pernikahan di usia dini, dan lain sebagainya,” ujar Hastrin Hoshitanisita, M.Sc.
Setelah pemaparan materi, dilakukan post-test untuk melihat ada dan tidaknya peningkatan pengetahuan pada kader, dan setelah peneliti menganalisis data menggunakan STATA, didapatkan adanya kenaikan pengetahuan secara signifikan (p
“Kegiatan ini merupakan awal dari penelitian Multilevel Exclusive Breastfeeding. Setelah semua kader di semua desa dilakukan pelatihan terkait ASI Eksklusif, selanjutnya kader terlatih nantinya akan menjadi konselor ASI bagi ibu menyusui di Kapanewon Pajangan. Ibu menyusui akan diikuti selama enam bulan untuk melihat capaian prevalensi ASI Eksklusif, dan diharapkan pada 2 tahun selanjutnya dapat menurunkan prevalensi stunting di Kapanewon Pajangan,” pungkas Pramitha Sari, RD., MH.Kes.