Ibu Sundari Mulyaningsih., S.Si.T., M. Kes, Dosen Prodi Kebidanan Universitas Alma Ata Yogyakarta kembali memenangkan hibah penelitian kerjasama dengan BKKBN Yogyakarta. Tema yang diusung pada kesempatan ini, yaitu tentang Peningkatan Kualitas Pelayanan KB : Studi Evaluasi Penerapan Strategi Konseling Berimbang KB Di Daerah Istimewa Yogyakarta.ย
Berdasarkan penelitian tersebut, Sundari menuliskan bahwa berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 cukup menggambarkan masalah yang tengah dihadapi masyarakat. Salah satu hal menarik yang dibahas yakni adanya peningkatan penggunaan kontrasepsi tradisional dibandingkan pemakaian alat kontrasepsi modern oleh wanita. Penggunaan cara tradisional yang dimaksud adalah melakukan senggama terputus atau menggunakan perhitungan kalender (Kemenkes RI 2018)
Unmet need atau kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi secara nasional ditarget sebesar 5 persen pada tahun 2015. Kondisi ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana sosial yang berkembang dan ketidakpuasan dengan alat atau jenis kontrasepsi dari pelayanan pemerintah hingga masyarakat harus memilih layanan swasta. (Listyaningsih, Umi. 2016)
Tingginya angka unmet need salah satunya dapat digunakan untuk menjelaskan ketidakmampuan keluarga mengakses alat kontrasepsi yang diinginkan hingga pada akhirnya memilih tidak menggunakan meskipun tidak menginginkan anak lagi. (Listyaningsih, Umi. 2016)
Pada masa orde baru, program konseling kontrasepsi sempat dilaksanakan melalui program kemitraan masyarakat dengan menjalin kerjasama dengan kader-kader PKK (Program Kesejahteraan Keluarga). Akan tetapi, kurangnya tenaga konselor dari BKKBN yang bertugas melakukan kaderisasi pelatihan terhadap kader PKK membuat program ini berjalan lambat (Susanto, G.A (2016).
Strategi Konseling Berimbang Keluarga Berencana (SKB KB) merupakan suatu model konseling yang telah diadopsi dan disesuaikan yang diharapkan dapat menjadi pilihan alternatif alat bantu tenaga kesehatan dalam meningkatkan kualitas konseling kepada peserta KB. SKB KB telah diterapkan diseluruh puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kulon Progo yang merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan layanan KB di daerah tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepuasan klien terhadap pelayanan provider yang menerapkan Strategi Konseling Berimbang KB dan bagaimana keputusan kesertaan Ber-KBnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Posttest Only Control Group Design yaitu membandingkan tingkat kepuasan klien setelah mendapatkan konseling dari provider yang sudah dilatih dan provider yang belum dilatih. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 24 responden pada kelompok kasus (klien dari provider yang sudah dilatih) dan 25 responden pada kelompok kontrol (Provider yang belum dilatih). Terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,037) pada tingkat kepuasan layanan konseling KB antara klien pada kelompok kasus dan kontrol.ย
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan KB oleh provider yang telah dilatih SKB KB belum dapat memberikan kepuasan kepada semua klien. Alat bantu konseling (aplikasi pada smartphone atau lainnya) yang menjadi unggulan dari SKB KB belum dapat digunakan secara maksimal oleh bidan. Baik bidan yang mendapatkan pelatihan maupun tidak masih menggunakan model konseling dengan mengandalkan komunikasi interpersonal. Dengan menggunakan model konseling apapun menunjukkan bahwa hasil pelayanan KB dapat membantu klien dan mengarahkan klien untuk memilih kontrasepsi jangka panjang yaitu IUD.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Kepala BKKBN DIY, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul, kepala puskesmas Sentolo I, Sentolo II, Kasihan I dan Sedayu II yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk dapat melakukan penelitian tentang Efektivitas Strategi Konseling Berimbang Keluarga Berencana (SKB KB) ini. Harapan kami, kerjasama antara Universitas Alma Ata dan BKKBN DIY dapat terjalin dengan baik demi meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.