(Penulis: Dyah Praddnya Paramita, SST., M.Kes)
Prodi D3 Kebidanan Alma Ata – Kini kanker serviks bukan lagi menjadi istilah asing. Secara global angka kejadian kanker serviks terus meningkat setiap tahunya. Berdasarkan Survei Riskesdas tahun 2018 di Indonesia, kanker serviks menjadi peringkat kedua setelah kanker payudara, dengan angka kejadian 23 per 100.000 penduduk dan angka kematian 17/100.000 penduduk. Pada tahun 2021, jumlah wanita yang menderita kanker servik meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2008. Selain menyebabkan kesakitan, kanker servik juga menyebabkan kematian pada penderitanya. Penyebab utama kanker servik adalah infeksi human papillomavirus (HPV). Umumnya HPV ditularkan melalui hubungan seksual.
Kanker serviks adalah salah satu penyakit yang dapat dicegah melalui langkah-langkah pencegahan yang efektif. Salah satu inovasi terkini sebagai langkah pencegahan kanker serviks adalah vaksin HPV. Vaksin HPV bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan perlindungan terhadap jenis HPV tertentu.
Idealnya, vaksin HPV diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual, karena vaksin ini lebih efektif dalam mencegah infeksi HPV pada individu yang belum terinfeksi. Namun, vaksin HPV juga dapat diberikan pada individu yang sudah aktif secara seksual. Vaksin ini dapat diberikan pada laki-laki maupun perempuan, kecuali dalam kondisi hamil.
Vaksin HPV diberikan melalui suntikan di lengan atas dengan dosis bervariasi tergantung pada usia individu yang akan divaksin. Pada anak perempuan dan laki-laki yang berusia 9โ15 tahun, vaksin HPV diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 6-12 bulan antara vaksin pertama dan kedua. Sedangkan untuk perempuan dan laki-laki yang berusia 16โ45 tahun, vaksin HPV diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian 1-2 bulan antara vaksin pertama dan kedua dan diulang kembali setelah 6 bulan pemberian vaksin kedua.
Sebagian besar orang yang menerima vaksin HPV tidak mengalami efek samping yang serius. Namun, seperti halnya vaksin lainnya, vaksin HPV dapat menyebabkan efek samping apabila individu memiliki alergi pada kandungan vaksin HPV.
Meskipun dalam beberapa kasus, orang yang telah menerima vaksin HPV masih dapat terinfeksi HPV dan terkena kanker serviks namun, vaksin HPV telah terbukti sangat efektif dalam mencegah infeksi HPV dan kanker serviks, terutama jika diberikan sebelum seseorang terpapar virus HPV. Karena itu, semakin dini seseorang mendapatkan vaksin HPV maka akan semakin besar kemungkinan individu tersebut memiliki antibodi yang dapat mencegah infeksi HPV.
Referensi:
- Meo, M. L. N. (2022). Efektifitas Vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) dalam Mencegah Kejadian Kanker Serviks (Review Literatur.ย Jurnal Ilmiah OBSGIN: Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN: 1979-3340 e-ISSN: 2685-7987,ย 14(4), 375-382.
- Rahmadini, A. F., Kusmiati, M., & Sunarti, S. (2022, September). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Remaja Terhadap Pencegagan Kanker Serviks Melalui Vaksinasi HPV. Inย Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respatiย (Vol. 7, No. 3, pp. 317-325).
- Rizaty, Monavia. 10 Jenis Kanker dengan Jumlah Kasus Tertinggi Nasional. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/29/ini-jenis-kanker-yang-paling-banyak-diderita-penduduk-indonesia. Diakses Pada 2023.
- Siregar, Debi N. Vaksin HPV Mencegah Kanker Servik Sedini Mungkin. UNPRI Pres. Medan. 2021