Oleh: Restu Pangestuti, S.ST.,MKM. (Dosen Prodi D3 Kebidanan)
Prodi DIII Kebidanan Alma Ata – Poliomyelitis (polio) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio menyerang sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran/tinja dari orang yang terinfeksi virus polio merupakan sumber penularan. Virus yang masuk melalui mulut selanjutnya akan berkembangbiak di dalam saluran pencernaan.
Gejala awal polio yang dialami yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, nyeri di tungkai. Gejala akan muncul 7-10 hari setelah terinfeksi, namun juga dapat terjadi dalam rentang 4-35 hari. Gejala yang tidak segera tertangani dapat menyebabkan kelumpuhan yang bersifat lemas (bukan kaku) pada anggota gerak. Apabila anak usia di bawah 15 tahun yang mengalami lumpuh layuh mendadak, segera bawa anak ke puskesmas atau RS terdekat.
Pasien yang terinfeksi virus polio dapat menularkan virus selama 7-10 hari sebelum timbulnya gejala penyakit. Virus di tinja dapat bertahan selama 3-6 minggu. Polio dapat menyerang siapa saja, terutama pada anak usia kurang dari 5 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi polio secara lengkap. Risiko menjadi semakin besar jika kondisi sanitasi tidak baik, misalnya Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Satu dari setiap 200 orang yang terinfeksi virus polio mengalami kelumpuhan permanen (biasanya di kaki). Sebanyak 5%-10% yang mengalami kelumpuhan meninggal karena otot pernapasan mereka dilumpuhkan oleh virus. Ancaman polio tetap ada karena masih ada negara yang endemis Polio, terutama daerah dengan cakupan imunisasi yang rendah dalam kurun waktu yang lama dan sanitasi lingkungan yang tidak baik. Kasus polio terakhir di Indonesia ditemukan 1 kasus di provinsi Jawa Tengah anak perempuan usia 6 tahun dan 1 kasus di Jawa Timur pada anak usia 1 tahun 11 bulan pada bulan Desember lalu, sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada anak laki-laki usia 3 tahun 1 bulan di bulan Januari 2024.
Apabila terjadi KLB Polio, harus dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI) yaitu pemberian imunisasi polio massal kepada seluruh sasaran kelompok rentan dalam rangka menanggulangi KLB. Untuk memutus rantai penularan, harus dipastikan cakupan ORI tinggi (minimal 95%) dan merata di seluruh wilayah. ORI dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 putaran.
Saat ini dunia sedang menuju eradikasi polio yaitu menghilangkan polio dari seluruh negara, sehingga setiap kasus polio yang terjadi dinotifikasi ke WHO dan dinyatakan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa), untuk segera memutus rantai penularan. Polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi polio lengkap, serta sanitasi lingkungan yang baik. Kementerian Kesehatan menyediakan imunisasi polio secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan pemerintah. Imunisasi yang diberikan: vaksin polio tetes (OPV) diberikan 4x, di usia 1, 2, 3, 4 bulan. Vaksin polio suntik (IPV) diberikan 1x di usia 4 bulan. Melakukan imunisasi Polio merupakan upaya perlindungan pada anak sepanjang hayat.
Referensi:
- Â https://polioeradication.org/polio-today/faq/
- Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI (kemkes.go.id)
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/poliomyelitis
- https://p2p.kemkes.go.id/18136-2/