GANDENG PONPES AN NASYATH MAHASISWA PRODI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN BERIKAN EDUKASI ANEMIA PADA REMAJA PUTRI
(Penulis: Baiq Rina Wulandari,S.ST.,M.Keb , Dosen Diploma Tiga kebidanan Universitas Alma Ata)
Prodi DIII Kebidanan Alma Ata – Anemia dapat diartikan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal. Anemia terjadi akibat kadar hemoglobin atau ertrosit lebih rendah daripada nilai normal. Remaja putri berisiko menderita anemia lebih tinggi daripada remaja putra. Hal ini didasarkan pada kenyataan remaja putri sering melakukan diet agar tubuh tetap langsing, tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan tubuh akan zat gizi, baik makro maupun mikro. Anemia terjadi karena kekurangan zat besi dan asam folat. Dimana kejadian anemia di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, 27,9% yang disebabkan karena rendahnya asupan zat besi (Fe).
Remaja putri (10-19 tahun) merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia dari pada remaja laki-laki. Karena setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi selain itu remaja putri seringkali menjaga penampilan ingin kurus sehingga melakukan diet dan mengurangi makan. Diet yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan tubuh kekurangan zat-zat penting seperti zat besi. Dampak anemia gizi besi pada remaja adalah menurunkan produktivitas kerja dan juga menurunkan kemampuan akademis di sekolah. Oleh karena itu, sasaran program perbaikan gizi pada kelompok remaja wanita dianggap strategis dalam upaya memutus simpul siklus masalah gizi.
Anemia dapat diartikan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal. Anemia terjadi akibat kadar hemoglobin atau ertrosit lebih rendah daripada nilai normal. Remaja putri berisiko menderita anemia lebih tinggi daripada remaja putra. Hal ini didasarkan pada kenyataan remaja putri sering melakukan diet agar tubuh tetap langsing, tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan tubuh akan zat gizi, baik makro maupun mikro. Anemia terjadi karena kekurangan zat besi dan asam folat. Dimana kejadian anemia di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, 27,9% yang disebabkan karena rendahnya asupan zat besi (Fe).
Remaja putri (10-19 tahun) merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia dari pada remaja laki-laki. Karena setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi selain itu remaja putri seringkali menjaga penampilan ingin kurus sehingga melakukan diet dan mengurangi makan. Diet yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan tubuh kekurangan zat-zat penting seperti zat besi. Dampak anemia gizi besi pada remaja adalah menurunkan produktivitas kerja dan juga menurunkan kemampuan akademis di sekolah. Oleh karena itu, sasaran program perbaikan gizi pada kelompok remaja wanita dianggap strategis dalam upaya memutus simpul siklus masalah gizi.