BAHAYA KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL

BAHAYA KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL

(Penulis: Baiq Rina Wulandari, S.ST., M.Keb ()Dosen Prodi D3 Kebidanan, Universitas Alma Ata)

Prodi DIII Kebidanan Alma Ata – Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah ancaman serius untuk kesehatan ibu dan janin. Kondisi KEK saat hamil dapat meningkatkan berbagai risiko komplikasi kehamilan dan menyebabkan kematian bayi.

KEK adalah kondisi dimana seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi, tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat saat kehamilan. Di negara berkembang, banyak ibu hamil yang menderita hal ini karena faktor seperti asupan nutrisi yang tidak mencukupi, tingginya penyakit infeksi, dan kurangnya akses ke perawatan kesehatan yang memadai.

Problematika ini sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan bisa menimbulkan efek jangka panjang pada bayi yang belum lahir. seperti, ibu dengan KEK cenderung mengalami kelelahan kronis, memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama setelah melahirkan, dan memiliki risiko lebih tinggi terkena depresi pasca persalinan, ibu dapat mengalami preeklamisa. Selain preeklampsia, komplikasi kehamilan lainnya yang juga dapat terjadi  pada ibu hamil dengan KEK adalah perdarahan vagina, hipertensi, diabetes gestasional, dan ketuban pecah dini. Di sisi lain, bayi mungkin dapat mengalami kekurangan nutrisi, berat badan lahir rendah, dan risiko komplikasi kesehatan yang lebih tinggi serta KEK juga dapat diturunkan kepada anak meski persentasenya sangat kecil. Anak yang ibunya menderita KEK saat hamil lebih berisiko untuk mengalami kondisi yang sama dikemudian hari. Bahkan, anak tersebut juga dua kali lipat lebih berisiko untuk mengalami keterlambatan dalam perkembangan dan belajar dibandingkan anak lainnya.

Penyebab utama KEK pada ibu hamil adalah asupan nutrisi yang tidak cukup. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk keterbatasan ekonomi, kurangnya akses ke makanan yang bervariasi, dan pilihan diet yang tidak sehat. Usia ibu juga mempengaruhi KEK. Dua ekstrem di bawah 17 tahun dan di atas 35 tahun meningkatkan risiko terkena kondisi ini. Ibu muda, yang tubuhnya mungkin belum mencapai kematangan fisik penuh, tidak bisa menghadapi kebutuhan nutrisi yang lebih tinggi saat kehamilan, yang membuat mereka lebih berisiko terkena KEK. Infeksi yang terjadi pada ibu hamil, khususnya yang kronis atau berulang, dapat menyebabkan malnutrisi, yang berkontribusi pada KEK. Penyakit seperti tuberkulosis, malaria, dan HIV/AIDS, yang umum di beberapa wilayah dunia, bisa berkontribusi besar terhadap masalah ini.

Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Status sosial ekonomi, misalnya, memiliki pengaruh besar pada masalah ini. Wanita dari latar belakang ekonomi rendah sering menghadapi tantangan dengan ketahanan pangan yang menyebabkan asupan makanan tidak cukup dan, sebagai akibatnya, defisit energi. Penyebab lain bisa termasuk tingkat kesuburan yang tinggi, jarak antar kehamilan yang terlalu dekat, dan riwayat keguguran atau aborsi. Semua ini bisa menambah beban tubuh wanita, menghabiskan cadangan nutrisi, dan meningkatkan risiko KEK.

Open chat