MENGENAL LEBIH DEKAT DEXAMETHASONE

MENGENAL LEBIH DEKAT DEXAMETHASONE

Beberapa deretan obat yang sering terdengar di telinga  anda untuk menangani covid 19 antara lain seperti  agen antivirus (remdesivir, hydroxychloroquine, chloroquine, lopinavir, umifenovir, favipiravir, dan oseltamivir), dan agen pendukung (asam askorbat, Azitromisin, Kortikosteroid, Nitric oxide, antagonis IL-6) (1). Setelah kemunculan obat-obat tsb  sebagai bagian dari terapi covid 19, beberapa tempo lalu WHO telah mengeluarkan rilis yang merekomendasikan penggunaan obat Dexamethasone untuk penanganan COVID-19, karena dinilai efektif dan bermanfaat pada kasus berat COVID-19.

Apa itu dexamethasone? Apa khasiatnya?  Bagaimana cara bekerjanya? Seberapa efektifnya obat dexa? Mari kita pelajari bersama.  Dexamethasone merupakan golongan obat keras, dimana untuk mendapatkan obat tsb harus menggunakan resep dokter. Obat ini tergolong murah dan terjangkau. Dexamethasone berkahasiat sebagai obat anti inflamasi misalnya : arthtitis rheumathoid, asma bronkial, inflamsi pada kulit dsb (2). Inflamasi adalah peradangan efek dari mekanisme tubuh dalam melindungi diri dari infeksi mikroorganisme asing. Dexametahasone merupakan golongan kortikosteroid yang berperan dalam mengurangi atau menekan proses peradangan dan alergi yang terjadi pada tubuh. Obat ini mampu menekan semua fase respon inflamasi termasuk pembengkakan dini, kemerahan, nyeri, hilangnya fungsi  sehingga daya pergerakan menurun dan bisa menyebabkan disfungsi organ atau jaringan.  Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histaminbradikininserotoninleukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi. Namun, terkadang sistem imun bekerja berlebihan dan reaksi dapat berbahaya – reaksi yang semestinya dirancang untuk menyerang infeksi, pada berakhirnya juga menyerang sel-sel tubuh.

Efek samping obat dexamethasone adalah penggunaan jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan syndrom cushing, gangguan gastrointestinal, osteoporosis, sakit kepala, gangguan siklus haid, gangguan cairan elektrolit tubuh (3).

efek samping dexamethasone

Terkait penggunaan dexamethasone untuk pasien COVID-19, mengutip dari pemaparan Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., Farmakolog Universitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan bahwa obat ini hanya untuk pasien COVID-19 yang parah, dimana pasien COVID-19 yang sudah parah dapat mengalami badai sitokin atau peradangan. Badai sitokin tersebut dapat diredam dengan dexamethasone. Beliau juga memaparkan, jika obat tsb dipakai untuk orang yang sehat sebagai pencegahan, itu juga salah, karena obat ini justru akan menurunkan sistem imun. Jika orang sehat sistem imunnya turun, maka akan mudah terinfeksi berbagai virus tak terkecuali COVID-19 (4). Memang sesuai dengan teori dalam ilmu farmasi bahwa menggunakan kortikosteroid dapat memberikan efek imunosupresan atau menurunkan imunitas seseorang (2). Dexamethason merupakan kortikosteroid dan kortikosteroid ini dapat mengurangi mortalitas untuk pasien dengan COVID-19 dengan penyakit ARDS (acute respiratory distress syndrome). Pasien dengan COVID-19 parah tetapi tanpa ARDS, bukti mengenai manfaat dari berbagai bukti tidak konsisten dan kualitasnya masih rendah.(5)

Nah… tentunya kalian sudah tau kan bagaimana profil obat dexamethasone, jangan sampai kita menjadi panic buying terhadap dexamethasone ya… Apalagi, menganggap obat ini sebagai obat untuk mencegah Covid-19, karena  menurut penelitian, dexamethasone efektif bagi pasien Covid-19 yang mengalami kondisi parah bukan sebagai pencegahan ataupun vaksin. Konsumsi obat ini harus berdasarkan resep dokter serta di bawah pengawasan dokter. Tanyalah kepada apoteker jika anda ingin mengetahui informasi seputar obat. Jangan asal membeli dan mengkonsumsi obat sembarangan.

 

created by : apt. Ari Susiana W., M.Sc.

Open chat